Selasa, 09 Februari 2010

Peninggalan Purbakala Belum Jadi Aset Penting

Wilayah Gunung Kidul merupakan satu-satunya kabupaten di DI Yogyakarta yang memiliki kekayaan berupa peninggalan sejarah dari zaman purbakala. Namun, hingga kini, masyarakat masih belum memperoleh keuntungan secara ekonomi dari kehadiran peninggalan purbakala tersebut.

Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul pun mengaku baru akan mendata peninggalan-peninggalan purbakala agar bisa dimanfaatkan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat. Menurut Bupati Gunung Kidul Suharto, peninggalan purbakala yang sudah lumayan tertata dengan baik hanyalah Situs Sukoliman di Desa Bejiharjo, Karangmojo.

Situs yang menyimpan kekayaan berupa peninggalan purbakala dari zaman megalitikhum atau batu besar ini pun masih sangat jarang dikunjungi oleh wisatawan. Gunung Kidul punya banyak potensi situs purbakala, tapi perlu pendataan yang lebih konkret. Kami baru akan mendata situs mana yang potensial, ujar Suharto, Selasa (19/1/2010).

Kepala Desa Bejiharjo, Yanto menambahkan bahwa hanya Situs Sukoliman yang sudah mulai dikunjungi oleh wisatawan. Menurutnya, kunjungan itu pun masih sangat terbatas untuk keperluan penelitian dari dalam serta luar negeri maupun pendidikan anak sekolah. Padahal di wilayah Desa Bejiharjo, terdapat kekayaan berupa peninggalan purbakala di beberapa lokasi lain seperti di Dusun Gunungbang.

Menempati lahan seluas 2.000 meter persegi, Situs Sukoliman memiliki kekayaan berupa lima kubur batu, 80 menhir, dan kapak batu yang dikelilingi pagar kawat. Sementara Situs Gunungbang sama sekali tidak terawat, hanya bebe rapa kubur batu nongol dari dalam tanah di antara rerimbunan tanaman pertanian.

Masyarakat di sekitar situs cenderung tidak dibekali tentang sejarah situs. Masih banyak dari peninggalan purbakala itu yang dibiarkan terpendam di halaman rumah warga.

Karena pengelolaan situs telah diserahkan oleh pemerintah desa ke Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala, pemerintah desa cenderung tidak punya, kewenangan untuk penataan.

"Sejauh ini, pemerintah desa juga sama sekali belum mendapat kontribusi dari wisata purbakala. Masih sepi pengunjung, belum layak jadi aset desa," tambah Yanto.

Related Posts by Categories



Tidak ada komentar:

Posting Komentar